Kota Pontianak Menuju Kota Kreatif Indonesia
Pemerintah Kota Pontianak tengah mengajukan diri sebagai Kota Kreatif Indonesia ke Kemenparekraf, melalui FGD dan Uji Petik turun langsung ke lapangan yaitu para pelaku ekonomi kreatif oleh Tim dari Kemenparekraf selama dua hari sejak senin (26/08/2024).
Kepala Bappeda Pontianak Sidig Handanu menjelaskan ada beberapa alternatif sub sektor ekonomi kreatif yang diajukan. Antara lain budaya ngopi, seni tari dan kriya batu akik. Ekonomi kreatif memang jadi salah satu perhatian pemerintah lantaran Pontianak tak memiliki sumber daya alam selain sungai Kapuas.
"Kami ingin mendorong Pontianak jadi kota perdagangan dan jasa. Dan Pontianak bisa mengolah kopi dan bisa memberikan efek pada PDRB kota dan arah nya adalah peningkatan ekonomi masyarakat dan kota," jelasnya ketika menerima tim uji petik Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia di Aming Coffee Hutan Kota, Senin (26/8/2024).
Dia menjelaskan Kota Pontianak tidak memiliki pabrik-pabrik skala besar karena daya dukung lingkungan yang tidak memadai. Luasan kota pun terbatas. Alhasil penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berasal dari industri manufaktur dengan skala kecil.
"Kalau ditanya peluang investasi, nomor satu di konsumsi, nomor dua di konsumsi, nomor tiga di konsumsi," jelasnya.
Oleh karenanya, ekonomi kreatif jadi salah satu unggulan di Pontianak. Salah satunya budaya ngopi yang membuat warung kopi hidup, dan menyerap banyak tenaga kerja. Pelanggan pun tak sekadar nongkrong, namun di sana juga terjadi obrolan bisnis dan melahirkan ide-ide kegiatan kreatif.
"Budaya ngopi di Pontianak yang unik dan diharapkan bisa menopang aspek pariwisata di Pontianak dan berimbas pada ekonomi," katanya.
Sidig Handanu pun berharap Pontianak mendapatkan dukungan dari Kemenparekraf untuk mengembangkan Kota Pontianak menjadi kota kreatif, dan meningkatkan pendapatan asli daerah.